Teknikpembuatan seni rupa tiga dimensi sebagai berikut. 1. Teknik pahat, yaitu mengurangi bahan menggunakan alat pahat. Misalnya, membuat patung dan relief dengan bahan dasar kayu dan batu. 2. Teknik butsir, yaitu membentuk benda dengan mengurangi dan menambah bahan. Misalnya, membuat keramik dengan bahan dasar tanah liat. 3. Apresiasi karya seni rupa 3 dimensi memiliki banyak kesamaan dengan apresiasi seni dua dimensi. Berbeda dengan karya dua dimensi yang berdimensi tidak sama dengan kehidupan kita, karya 3 dimensi memiliki dimensi yang sama dengan alam. Hal tersebut tentunya memiliki keuntungan tersendiri, di mana kita akan merasa lebih familiar dan terkait dengan karya 3 dimensi. Namun terkadang hal tersebut justru mengurangi daya apresiasi kita terhadap karya 3 dimensi. Apresiasi karya seni rupa 3 dimensi justru terkadang membutuhkan penghayatan lebih karena berisiko kurang memancing imajinasi. Oleh karena itu, terkadang seniman akan dengan sengaja membuat berbagai gaya yang melepaskan berbagai kemiripan karyanya dengan alam. Misalnya, dengan tidak mengecat karya patung mereka dengan warna yang realistis, agar mendapatkan perhatian lebih sebagai suatu objek seni dan tidak terasa seperti objek sehari-hari. Mengapresiasi Karya Seni Rupa 3 Dimensi Lantas bagaimana sebetulnya langkah untuk melakukan apresiasi karya seni rupa 3 tiga dimensi? Sebetulnya, perkara ini hampir sama saja dengan cara mengapresiasi karya seni rupa dua dimensi. Hanya saja, terdapat dimensi lain yang dapat kita jamah pada karya ini. Dimensi z yang tidak ada pada karya dua dimensi menjadi tonjolan utama dalam mengapresiasi karya seni rupa 3 dimensi. Dimensi ini memungkinkan kita melihat karya seni rupa tiga dimensi dari berbagai sudut. Kita dapat melingkarnya dan setiap sudut pandang akan berbeda. Misalnya, kita mampu melihat bagian depan, samping, atau bagian belakang suatu patung. Bahkan dalam beberapa karya kita bisa saja masuk ke dalamnya, seperti pada karya instalasi yang melibatkan suatu ruangan dalam karyanya. Beberapa karya juga memungkinkan kita untuk menyentuhnya, meskipun kebanyakan museum akan melarangnya jika karya yang dipajang berupa patung. Namun, dalam beberapa kesempatan kita justru dipersilakan dan bahkan diminta untuk menyentuh bagian tertentu, terutama sesuatu yang dapat dikendalikan seperti tombol interaktif, menulis sesuatu pada karya, dsb. Berbagai hal tersebut menambah dimensi yang harus kita jelajahi pula dalam upaya mengapresiasi karya seni rupa tiga dimensi. Namun, sebelum menyentuh berbagai dimensi baru tersebut, apresiasi karya seni rupa 3 dimensi tetap mengharuskan kita untuk mengenali dan memahami berbagai struktur dasarnya terlebih dahulu. Hal itu karena dengan menganalisis satu-persatu struktur dan unsur yang membangun suatu karya akan memungkinkan kita melakukan berbagai evaluasi terhadap karya secara menyeluruh. Beberapa pertanyaan yang harus dijawab agar kita mampu melakukan apresiasi karya seni rupa 3 dimensi meliputi Bahan yang digunakan dalam berkarya seni rupa tiga dimensi tersebut? Dapatkah kita mengidentifikasi teknik yang digunakan dalam berkarya seni rupa tiga dimensi tersebut? Alat apa yang digunakan dalam berkarya seni rupa tiga dimensi itu? Apa saja unsur-unsur rupa yang terdapat pada karya seni rupa tiga dimensi tersebut? Objek apa saja yang ada pada karya seni rupa tiga dimensi tersebut? Bagaimanakah penataan unsur-unsur rupa pada karya seni rupa tiga dimensi tersebut? Apakah karya seni rupa tiga dimensi tersebut memiliki fungsi benda pakai? Karya seni rupa tiga dimensi seperti apa yang paling menarik untuk kita? Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 30 Pada akhirnya agar dapat melakukan apresiasi karya seni rupa 3 dimensi, kita juga harus mengetahui berbagai konsep, dan aspek dari penciptaan seni rupa tiga dimensi itu sendiri. Pengetahuan tersebut dapat kita mulai dari mengenal jenis, tema dan fungsi karya seni tupa tiga dimensi yang akan dipaparkan pada beberapa uraian di bawah ini. Jenis, Tema dan Fungsi Karya Seni Rupa Tiga Dimensi Menurut Tim Kemdikbud 2017, hlm. 30 seperti karya seni rupa dua dimensi, berdasarkan fungsinya, karya seni rupa tiga dimensi juga dibedakan menjadi karya yang memiliki fungsi pakai seni rupa terapan/applied art; dan karya seni rupa yang hanya memiliki fungsi ekspresi saja seni rupa murni – fine art/pure art. Perbedaan fungsi pada sebuah karya seni rupa ditentukan oleh tujuan pembuatannya. Karya seni rupa sebagai benda pakai yang memiliki fungsi praktis dibuat dengan pertimbangan daya guna bagi kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, karya seni rupa terapan akan dibuat seberguna dan senyaman mungkin namun tetap tampak indah. Oleh karena fungsi terapan atau fungsi praktis pakai sebuah karya seni rupa adalah aspek utama yang harus diperhatikan, maka dalam pembuatan karya seni rupa ini seorang perupa atau dalam konteks seni rupa terapan lebih sering dipanggil sebagai seorang desainer, akan mempertimbangkan aspek tersebut sebelum menambahkan unsur lainnya. Sebaliknya karya seni rupa murni hanya akan menciptakan karya seindah atau semenggugah mungkin dengan memperhatikan setiap rincian detail yang menaunginya. Tema Seni Rupa Tiga Dimensi Karya seni rupa tiga dimensi juga dapat dikategorikan berdasarkan temanya. Seorang perupa akan memilih tema tertentu sebagai bagian dari konsep berkaryanya. Dengan penentuan tema, seorang perupa akan memilih objek dan medium berkaryanya. Tema yang sama dari beberapa orang perupa sangat mungkin diungkapkan dengan gaya, objek, dan medium yang berbeda. Karya seni rupa tiga dimensi dengan tema yang sama dapat ditampilkan melalui seni patung, seni instalasi, maupun seni bangunan. Unsur Seni Rupa Tiga Dimensi Karya seni rupa tiga dimensi juga memiliki unsur-unsur rupa seperti warna, garis, bidang, dan bentuk, seperti karya seni rupa dua dimensi. Terdapat beberapa unsur lain seperti unsur penelusuran dan unsur sentuhan haptic pada karya seni rupa tiga dimensi. Berbagai unsur seni rupa tambahan untuk seni rupa 3 dimensi dapat di simak pada tautan di bawah ini. Baca juga Nirmana 3d Trimatra; Menjelajahi Dimensi Ketiga Selain digunakan dan diatur sedemikian untuk memperindah bentuknya, unsur rupa pada karya seni rupa tiga dimensi ini dapat saja memiliki makna simbolis. Berbagai makna simbolis tersebut mungkin saja berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Hal itu karena setiap daerah atau masyarakat memiliki konvensi atau persetujuan mengenai simbol akan sesuatu yang berbeda. Ambil contoh warna putih berarti suci di tanah Sunda, namun di Sulawesi warna putih dapat berarti warna dengan asosiasi negatif seperti kematian. Nilai Estetis Karya Seni Rupa Tiga Dimensi Tentunya sebagai salah satu jenis karya seni, seni rupa 3 dimensi juga memiliki nilai estetis. Nilai estetis pada sebuah karya seni rupa dapat bersifat objektif dan subjektif. Nilai Estetis Objektif Suatu nilai estetis yang bersifat objektif berarti memandang keindahan karya seni rupa pada wujud karya seni itu sendiri yang tampak secara kasat mata. Dalam pandangan objektif ini, nilai estetis atau keindahan sebuah karya seni rupa tersusun dari komposisi yang baik, perpaduan warna yang sesuai, penempatan objek pas sehingga tampak seimbang dan membentuk kesatuan, dan sebagainya. Keselarasan dalam menata unsur-unsur visual inilah yang mewujudkan sebuah karya seni rupa secara objektif. Nilai Estetis Subjektif Berbeda halnya dengan nilai estetis yang bersifat subjektif, keindahan tidak hanya pada unsur-unsur fi sik yang ditangkap oleh mata secara visual, tetapi ditentukan oleh selera orang yang melihatnya. Contohnya, ketika kita melihat sebuah karya seni rupa, kita mungkin tertarik pada apa yang ditampilkan dalam karya tersebut dan merasa senang untuk terus melihatnya bahkan ingin memilikinya. Namun orang lain belum tentu merasakan hal yang sama. Bisa jadi orang lain justru kurang tertarik pada karya tersebut dan lebih tertarik pada karya lainnya. Perbedaan inilah yang menunjukkan bahwa nilai estetis sebuah karya seni rupa dapat bersifat subjektif. Dalam ranah yang subjektif, perupa dan penikmatnya harus berada pada zona kesukaan yang sama agar dapat berhasil. Hal ini yang menyebabkan mengapa banyak bermunculan suatu komunitas seni yang khusus mendiskusikan dan berkarya dengan gaya, bahan, dan bahkan medium yang spesifik. Berkarya Seni Rupa Tiga Dimensi Salah satu karya seni rupa tiga dimensi adalah patung. Karya seni patung memiliki berbagai ragam dan jenis yang tersusun dari berbagai medium pula. Terdapat patung yang terbuat dari batu, kayu, logam, bahkan bahan limbah yang didaur ulang. Untuk berkarya seni rupa tiga dimensi sebetulnya tahapan yang dilalui masih sama dengan berkaya seni rupa dua dimensi. Di bawah ini adalah beberapa langkah berkarya seni rupa tiga dimensi seperti yang disampaikan oleh Tim Kemdikbud 2017, hlm. 40 sebagai berikut. Mencari dan menemukan ide yang akan dibuat patung Membuat sketsa Memilih alat dan bahan yang akan digunakan untuk membuat patung Berkarya patung sesuai dengan sketsa, alat dan bahan yang telah dipilih Cobalah agar tidak melewatkan salah satu dari empat langkah sederhana tersebut. Hal itu karena langkah-langkahnya mungkin memang sederhana, tetapi setiap poin tersebut memiliki tingkat kesulitan teknis yang justru jauh dari sederhana. Oleh karena itu, pastikan tidak melewatkan satu langkah pun untuk mempermudah prosesnya. Sebagai catatan akhir berkarya juga dapat menambah kemampuan apresiasi seni rupa 3 dimensi pula. Mengapa? karena kita akan merasakan langsung seperti apa sulitnya dalam membuat karya seni rupa 3 dimensi. Inilah mengapa beberapa profesi seni non seniman seperti kurator, pemilik galeri, kritikus seni, dan profesi seni lainnya terkadang menyepatkan waktu untuk mencoba sendiri berkarya layaknya seperti seorang seniman. Referensi Tim Kemdikbud. 2018. Seni Budaya XII. Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Mengidentifikasidan Meng apresiasi Karya Seni Rupa 3 Dimensi ini merupakan salah satu tugas sekolah yang mungkin banyak dicari para siswa, terutama siswa setingkat SMA. Karena berdasar pengalaman saya saat mencari di google dengan kata kunci " Mengidentifikasi dan Meng apresiasi Karya Seni Rupa 3 Dimensi", saya menemukan banyak sekali web yang menggunakan kata kunci tersebut, tapi isinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni rupa tiga dimensi adalah seni rupa yang memerlukan ruang, karena mempunyai ukuran panjang, lebar, dan tebal. Karena seni rupa tiga dimensi tidak mempunyai bidang datar dan tidak datar, sehingga penempatannya berdiri lepas artinya tidak tergantung pada dinding sebagai dasarnya, sebagai contohnya patung, seni bangunan, arsitektur dan seni terapan misalnya perabotan rumah tangga. Dalam seni kegiatan ini dapat bermanfaat juga untuk menciptakan kreatifitas. Contoh kreatifitas dari mendaur ulang sampah, baik sampah organik maupun sampah an-organik, ataupun bisa dengan membuat karya seni dari bahan yang sederhana menjadi barang yang bernilai jual tinggi. Dalam memanfaatkan 2 jenis sampah ini banyak sekali. Untuk mendaur ulang sampah organic maupun sampah an-organik diperlukan kreatifitas, ketekunan dan inovasi-inovasi yang baru. Salah satu contohnya adalah seperti membuat bondu atau bandana dari kain fanel. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan karya seni rupa tiga dimensi? 2. Bagaimana cara pembuatan karya seni rupa tiga dimensi “Membuat Bondu/Bandana dari Kain Fanel”? C. Tujuan 1. Tujuan umum Sebagai unsur budaya, seni hadir atau diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia baik lahir maupun batin. Sebuah unsur budaya akan tetap terpelihara keberadaanya jika unsur budaya tersebut masih berfungsi dalam kehidupan sosial. Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat merasakan betapa kita sangat membutuhkan sarana berekspresi dalam menikmati keindahan bentuk. 2. Tujuan khusus membuat karya seni ini adakah Mempelajari seni Rupa 3 Dimensi Menuangkan ide dan emosional dari pikiran kami tentang seni Memanfaatkan barang yang tidak terpakai/sederhana menjadi barang 3 dimensi yang bernilai estetika Membuat seni rupa dapat selalu berkembang / tidak mudah terlupakan oleh kalangan remaja Memenuhi tugas mata pelajaran seni budaya. D. Manfaat Banyak manfaat yang didapat dari kegiatan ini. Selain mengurangi sampah, kita juga dapat membuat lingkungan sekitar menjadi indah dengan karya kita sendiri. Hasil karya seni tiga dimensi ini tentunya dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan kita sebagai asesories yang bernilai estetika. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Karya Seni Rupa Tiga Dimensi Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika. Unsur-unsur rupa tersebut bukan sekedar kumpulan atau akumulasi bagian-bagian yang tidak bermakna akan tetapi dibuat sesuai dengan prinip tertentu. Makna bentuk karya seni rupa tidak ditentukan oleh banyak atau sedikitnya unsur-unsur yang membentuknya, tetapi dari sifat dan struktur itu sendiri. Dengan kata lain kualitas keseluruhan sebuah karya snei lebih penting dari jumlah bagian-bagiannya. Seni rupa tiga dimensi adalah seni rupa yang memerlukan ruang, karena mempunyai ukuran panjang, lebar, dan tebal. Karena seni rupa tiga dimensi tidak mempunyai bidang datar dan tidak datar, sehingga penempatannya berdiri lepas artinya tidak tergantung pada dinding sebagai dasarnya, sebagai contohnya patung, seni bangunan, arsitektur dan seni terapan misalnya perabotan rumah tangga. Dan yang akan saya bahas dalam makalah ini adalah tentang cara membuat Bondu/Bandana dari kain fanel. B. Pembuatan Karya Seni Tiga Dimensi “Membuat Bondu/bandana dari Kain Fanel” 1. Desain Desain merupakan perencanaan dalam pembuatan sebuah objek, sistem, komponen atau struktur. Kemudian, kata “desain” dapat digunakan sebagai kata benda maupun kata kerja. Dalam artian yang lebih luas, desain merupakan seni terapan dan rekayasa yang berintegrasi dengan teknologi. Desain dikenakan pada bentuk sebuah rencana, dalam hal ini dapat berupa proposal, gambar, model, maupun deskripsi. Jadi dapat dikatan, desain merupakan sebuah konsep tentang sesuatu. Desain lahir dari penerjemahan kepentingan, keperluan, data maupun jawaban atas sebuah masalah dengan metode-metode yang dianggap komprehensif, baik itu riset, brainstorming, pemikiran maupun memodifikasi desain yang sudah ada sebelumnya. Seorang perancang atau orang yang mendesain sesuatu disebut desainer, namun desainer lebih lekat kaitannya dengan profesional yang bekerja dilingkup desain yang bekerja untuk merancang sesuatu yang menggabungkan atau bereksplorasi dalam hal estetika dan teknologi. Desainer menjadi kata depan untuk menspesifikasi bentuk pekerjaan apa yang secara profesional digarapnya, seperti desainer fashion, desainer komunikasi visual, desainer interior, desainer grafis, dan sebagainya. Lebih spesifik desain merupakan sebuah aktifitas yang bertujuan untuk membangun kualitas multi elemen dalam sebuah objek, proses, layanan dan sistem mereka dalam siklus hidup produk tersebut. Oleh karna itu, desain merupakan faktor utama inovasi manusia dalam teknologi dalam prosesnya berintegrasi dengan budaya, sosial dan ekonomi. Mendesain merupakan sebuah pola perncangan yang melalui berbagai proses dan pertimbangan estetika, fungsi, masalah, survei dan banyak aspek lain, sehingga seorang yang memilih berprofesi sebagai desainer membutuhkan keahlian, penelitian, pemikiran, model dan pengalaman tertentu dalam orientasinya meng-out-put sebuah karya desain. Sehubungan dengan defenisi tersebut untuk menemukan nilai struktural, organisasi, fungsi dan ekspresi dengan bidang lain, desain mengemban tugas besar dalam meningkatkan kelestarian global dalam hal lingkungan dan pengolahannya, desain juga dituntut mampu memberikan manfaat dan kebebasan kepada seluruh komunitas manusia baik secara individu, maupun kolektif, desain memiliki implikasi yang cukup luas dalam pembentukan pola berpikir pasar karna desain menjadi salah satu pendukung keanekaragaman budaya dari berbagai belahan dunia, sehingga desain harus hadir dengan form yang mapan saat lahir sebagai sebuah produk baik dalam teori, visual maupun objek dan koheren dengan kompleksitas yang muncul ditengah-tengah masyarakat. desain saat ini melibatkan spektrum yang luas dimana berbagai profesi, produk, layanan, grafis, interior, arsitektural dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan demikian, desainer muncul sebagai individu maupun komunitas yang bertanggung jawab dalam perkembangan dunia yang multi-dimensional. 2. Alat dan Bahan Alat Jarum Gunting Bahan Kain Fanel Bondu Bekas Benang Lem 3. Cara Pembuatan 1. Buat pola pada kain fanel sesuai dengan yang kita inginkan 2. Gunting kain fanel sesuai dengan pola yang telah kita buat 3. Jahit bondu bekas dengan kain fanel yang sudah menjadi pola. 4. Kemudiian beri hiasan bunga dengan cara menempelkannya menggunakan lem. 5. Tempelkan satu-persatu hingga membentuk rangkaian bunga BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berkarya seni rupa pada dasarnya adalah proses membentuk gagasan dan mengolah media seni rupa untuk mewujudkan bentuk-bentuk atau gambaran-gambaran yang baru. Dalam membuat sebuah karya seni tidak usah dipermasalahkan mengenai bahan baku, sekalipun bahan tersebut berasal dari bahan bekas/bahan sederhana. Barang-barang sederhana tentunya pasti bisa menjadi berguna dan bernilai jual tinggi jika kita pandai mengolah bahan bahan itu dengan kreasi dan pemikiran kita. Membuat karya seni tidak selalu memerlukan modal yang besar, dari barang bekas pun kita dapat membuat karya yang indah. B. Saran Adapun saran yang dapat saya berikan adalah suatu seni akan menjadi berkesan bila kita bisa memaknainya, dan suatu seni dapat berkembang apabila kita mampu untuk melakukan yang terbaik dan, berkreasi dalam seni. Dalam membuat karya, ketenangan hati dan pikiran juga menentukan. Jika kita tenang pasti karya kita akan memperoleh hasil yang maksimal. Jika kalian membuat karya tujuannya hanya terpaksa atau ikut-ikutan teman, itu tidak benar ,tetapi buatlah suatu karya dengan ketulusan hati dan pikiran yang matang,karena dengan cara tersebut ekspresi diri akan tercipta pada karya tersebut. Demikian yang dapat saya paparkan mengenai karya seni rupa tiga dimensi membuat bondu/bandana dari kain fanel yang mudah-mudahan dapat berguna bagi kita semua. DAFTAR PUSTAKA KATA PENGANTAR Assalamualaikum Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah karya seni rupa 3 Dimensi membuat Bondu/bandana dari kain fanel ini. Tujuan pembuatan makalah ini adalah agar para pembaca sekalian dapat memperoleh pengetahuan tentang bagaimana cara membuat bondu/bandana dari kain fanel. Selain itu makalah ini dapat pula berfungsi sebagai referensi pembelajaran para siswa khususnya mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada bapak/ibu guru dan teman-teman yang telah memberikan dorongan yang sangat berarti kepada saya dalam pembuatan makalah ini. Saya menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam makalah ini, oleh karena itu saya memohon kepada para pembaca untuk dapat memberikan kritik dan saran yang tentunya membangun agar makalah ini menjadi lebih baik. Wassalamualaikum Banjarsari, Desember 2013 Penyusun DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR .................................................................................. .... i DAFTAR ISI ................................................................................................. .... ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. .... 1 A. Latar Belakang .................................................................................... .... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ .... 1 C. Tujuan .................................................................................................. .... 2 D. Manfaat ............................................................................................... .... 2 BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. .... 3 A. Pengertian Karya Seni Rupa Tiga Dimensi ......................................... .... 3 B. Pembuatan Karya Seni Tiga Dimensi “Membuat Bondu/bandana Dari kain fanel”.................................................................................... .... 3 BAB III PENUTUP ...................................................................................... .... 6 A. Kesimpulan .......................................................................................... .... 6 B. Saran .................................................................................................... .... 6 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... .... 7

eYak2Fp.
  • 1qjl4rwekm.pages.dev/416
  • 1qjl4rwekm.pages.dev/407
  • 1qjl4rwekm.pages.dev/58
  • 1qjl4rwekm.pages.dev/66
  • 1qjl4rwekm.pages.dev/122
  • 1qjl4rwekm.pages.dev/418
  • 1qjl4rwekm.pages.dev/470
  • 1qjl4rwekm.pages.dev/235
  • makalah seni rupa 3 dimensi