ContohKonsumerisme. Secara umum, untuk beragam contoh konsumerisme di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, antara lain sebagai berikut; Pada perayaan Idul Fitri, masyarakat yang beragama menggandakan pengeluarannya, antara lain untuk membeli barang-barang yang akan dipakai pada saat silaturahmi nanti. Ini menjadi sebuah kebiasaan setiap tahunnya. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Kasus-kasus penyimpangan sosial banyak sekali ditemukan di Indonesia. Bukan hanya di Indonesia, tetapi banyak juga ditemukan di luar negeri. Salah satu kasus penyimpangan sosial di Indonesia. Salah satunya adalah konsumerisme. Konsumerisme atau perilaku konsumtif adalah penyimpangan gaya hidup yang mengkonsumsi, membeli dan menggunakan suatu barang secara berlebihan. Setiap masyarakat cenderung bisa memiliki perilaku konsumtif karena setiap masyarakat melakukan kegiatan konsumsi. Namun perilaku ini dianggap menyimpang jika kegiatan konsumsi sudah melebihi batas konsumsi masyarakat pada umumnya. Indonesia masuk peringkat ke-3 dengan masyarakat yang memiliki tingkat konsumerisme yang tinggi. Seperti pada saat awal pandemi Covid-19, masyarakat melakukan panic buying karena adanya aturan work from home, pembelajaran jarak jauh, dan disertai dengan aturan lockdown, juga terlepas dari adanya pandemi tingkat konsumerisme dipengaruhi 2 faktor yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor internal masyarakat disebabkan oleh tidak bisa merencanakan keuangan dengan baik yang membuat masyarakat tidak bisa berpikir panjang dalam membeli barang-barang yang mereka inginkan, juga adanya ketidak pekaan dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya, seperti membeli barang sembako minyak goreng yang belakangan ini sedang marak terjadi di masyarakat, dengan permintaan masyarakat yang tinggi membuat produsen harus terus memproduksi minyak dengan memperdaya sumber daya alam yang ada, dan dengan tidak mempertimbangkan keadaan lingkungan, hal ini bisa mengganggu ekosistem tanah dan lingkungan. Selanjutnya terdapat kemudahan akses untuk menemukan banyak toko-toko yang beragam di internet, seperti masyarakat sekarang sudah banyak pilihan untuk membeli barang secara online. Masyarakat mudah untuk menemukan barang dari berbagai daerah di Indonesia bahkan bisa sampai ke luar negeri. Hal ini membuat masyarakat lebih mudah untuk melakukan proses transaksi jual beli, yang otomatis akan membuat masyarakat lebih mudah untuk menjadi masyarakat yang terdapat faktor eksternal dari sifat konsumerisme. Kemudahan akses untuk masyarakat sangat mempengaruhi masyarakat menjadi konsumtif. Seperti kemudahan untuk mendownload aplikasi, dan terdapat banyak pilihan barang yang mudah ditemukan di aplikasi tersebut. Dan karena kemudahan ini masyarakat dimanjakan dengan dampak perkembangan teknologi ini yang mempercepat pengaruh sifat konsumtif ke sifat masyarakat yang sosialis membuat mereka harus hidup berkelompok, yang otomatis akan mempengaruhi setiap individu dalam kelompok tersebut, jadi jika ada salah satu yang cenderung bersifat konsumtif, teman-teman kelompoknya akan mudah terpengaruh dan terinternalisasi menjadi masyarakat yg konsumtif. Sifat konsumtif biasa menyerang remaja sampai dewasa karena sifat mereka yang cenderung labil dan belum biasa membatasi diri, namun tidak menutup kemungkinan seorang yang sudah dewasa bisa memiliki sifat konsumtif, karena kebanyakan orang dewasa yang memiliki sifat ini mereka takut ketinggalan tren atau biasa disebut sebagai FOMO fear of missing out. Sehingga banyak dari mereka yang semata-mata hanya mengikuti trend yang tanpa sadar hal ini sudah membuat mereka menjadi masyarakat yang konsumtif. Terakhir karena adanya pandemi yang sangat merubah dan mempengaruhi masyarakat dari berbagai bidang salah satunya pada aktivitas dan kegiatan masyarakat. Masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu dirumah, masyarakat mudah merasa bosan sehingga masyarakat mencoba untuk mencari kegiatan lain, dan karena kemudahan teknolog seperti iadanya ecommerce yang memudahkan masyarakat untuk berbelanja tanpa harus keluar dari rumah, masyarakat menjadikan belanja sebagai pelarian dari kebosanan di masa pandemi, sehingga hal ini mempengaruhi tingkat konsumerisme di Indonesia. Sifat penyimpangan ini adalah penyimpangan negatif. Karena penyimpangan ini berdampak negatif pada masyarakat yang memiliki sifat ini. Masyarakat yang memiliki sifat ini akan terpengaruh pertama dalam bidang ekonomi. Karena ketidakmampuan mereka mengatur keuangannya membuat mereka jadi konsumtif dan kesulitan untuk mengatur keuangannya di masa depan. Sifat konsumerisme juga membuat barang yang dibeli secara berlebihan akan mengalami kelangkaan yang membuat produsen harus memproduksi barang lebih banyak dan tercipta ketidakstabilan sistem produksi dan ekonomi. Lihat Lyfe Selengkapnya Dayabeli masyarakat meningkat dan terhindar dari sifat konsumtif yang tidak perlu. Salah satu contoh kebijakan pada jenis deflasi adalah adanya penurunan suku bunga oleh pemerintah melalui bank sentral. Tingkat suku bunga yang rendah tersebut dapat mengakibatkan masyarakat sebagai konsumen untuk meminjam uang di bank.
Pola hidup konsumtif sangat erat kaitannya dengan sifat hedon atau hedonisme. Gaya hidup yang modern sering diasumsikan sebagai biaya hidup yang konsumtif atau menghambur-hamburkan uang demi kepentingan atau hal yang sebenarnya tidak terlalu penting. Zaman yang semakin maju dan modern ini secara langsung mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Tuntutan hidup modern yang semakin tinggi akan membuat seseorang semakin konsumtif. Pengertian Konsumtif Sebelum membahas lebih dalam tentang gaya atau pola hidup konsumtif ada baiknya kamu tahu apa itu pengertian konsumtif terlebih dahulu. Konsumtif sendiri artinya berlebihan dalam membeli atau membelanjakan uang yang dimilikinya sehingga sifat satu ini mendorong seseorang untuk hidup boros. Gaya hidup konsumtif sendiri memiliki arti pandangan hidup yang menganggap akan materi menjadi tujuan utama di dalam kehidupan. Orang akan dikatakan memiliki hidup konsumtif saat melakukan aktivitas yang menghabiskan maupun menghamburkan banyak uang dan waktu. Ada sebagian orang yang menganggap jika gaya hidup yang konsumtif mampu memberikan kebahagiaan, kepuasan dan juga kenikmatan tersendiri yang mana sifatnya adalah sementara. Tidak jarang mereka yang memiliki gaya hidup konsumtif ini menghabiskan banyak uang dan waktunya secara berulang-ulang untuk bisa kembali merasakan kebahagiaan, kepuasan dan kenikmatan yang sifatnya semu dan sementara. Tentu saja jika hal ini dilakukan terus menerus akan menyebabkan kesehatan finansial dan mental menjadi kurang baik. Oleh sebab itu jika kamu merasa memiliki gaya hidup satu ini penting untuk mulai mengubahnya perlahan-lahan. Baca Juga 6 Cara Hidup Hemat, Wajib Dilakukan Setelah Terima Gaji! Dampak Negatif Perilaku Konsumtif Ada banyak sekali dampak dari gaya atau pola hidup konsumtif yang wajib kamu ketahui terutama jika hal tersebut kamu lakukan terus menerus. Simak beberapa dampak yang bisa kamu alami berikut ini 1. Lapar Mata Dampak negatif yang pertama adalah membuat lapar mata. Orang yang memiliki gaya hidup konsumtif mudah menjadi lapar mata. Saat ia menemukan barang yang sekiranya lucu dan menarik pasti akan langsung ia beli tanpa pertimbangan yang matang. Kebanyakan orang yang memiliki gaya hidup konsumtif ini membeli sesuai dengan keinginan bukan sesuai dengan kebutuhan. Barang yang dibeli biasanya tidak penting-penting amat dan kurang fungsional. 2. Mudah Terbujuk Dampak negatif yang sering terjadi selanjutnya adalah mudah terbujuk rayuan orang lain. Saat sudah memiliki lapar mata kamu akan mudah terbujuk dengan omongan atau rayuan orang lain. Misalnya saja teman kamu menggunakan tas A, dia bilang ke kamu jika tas itu memiliki desain yang bagus, edisi terbatas dan lain sebagainya kamu akan menjadi tertarik untuk membeli tas yang sama padahal kamu sudah memiliki banyak tas. Tidak hanya itu saja kamu juga akan memiliki rasa ingin memiliki yang besar, misalnya saja teman menggunakan barang A kamu juga akanze-full wp-image-26125" src=" alt="tidak memiliki tabungan" width="640" height="430" srcset=" 640w, 298w" sizes="max-width 640px 100vw, 640px" /> Uang yang kamu miliki bukan untuk dihabiskan namun sebagian disimpan untuk tabungan. Kamu akan memiliki manajemen keuangan yang buruk. Manajemen uang yang baik adalah 20 persen dari gaji atau pendapatan kamu ini disisihkan untuk menabung atau membayar hutang, 30 persen gaji digunakan untuk membeli barang yang diinginkan dan 50 persennya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. 5. Tidak Memiliki Rencana Masa Depan yang Matang Apa yang terjadi di masa mendatang adalah dampak yang kamu lakukan hari ini baik itu jangka pendek atau jangka panjang. Jika di hari ini dan seterusnya kamu terus berperilaku konsumtif di masa depan kamu akan kesusahan karena terus membelanjakan uang yang kamu miliki. Semua penghasilan yang kamu dapatkan akan habis untuk membeli barang yang tidak terlalu penting dan bermanfaat. Saat yang lainnya sudah menabung dan merencanakan masa depan sifat konsumtif yang kamu miliki ini akan membuat kamu sulit untuk merencanakan dan merealisasikan rencana yang sudah kamu susun. Baca Juga Tips Hemat Belanja Kebutuhan Sehari Hari, Intip Yuk! Contoh Perilaku Konsumtif Sehari-Hari Ada beberapa perilaku konsumtif sehari-hari yang wajib kamu ketahui. Misalnya saja di saat sedang pandemi seperti saat ini banyak masyarakat yang berperilaku konsumtif dengan membeli berbagai macam barang, padahal barang tersebut tidak terlalu dibutuhkan. Adanya embel-embel diskon membuat masyarakat semakin konsumtif dan giat belanja. Tidak cukup sampai disitu saja, ada juga yang akhirnya nekat mengambil pinjaman online demi membeli barang diskon’ tersebut. Contoh perilaku konsumtif lainnya adalah terlalu sering memesan makanan secara online demi memanfaatkan voucher yang dimilikinya dan memanfaatkan promo. Hal yang berlebihan seperti itu hanya akan membuat financial menjadi tidak sehat. Baca Juga Ini 7 Cara Menghemat Uang Gaji Bulanan, Dijamin Ampuh! Cara Menghindari Pola Hidup Konsumtif Supaya tidak terjebak ke dalam perilaku pola hidup konsumtif ada beberapa cara atau tips yang bisa kamu lakukan seperti berikut ini 1. Buat Prioritas Hal pertama yang bisa kamu lakukan untuk menghindari pola hidup konsumtif adalah buat skala prioritas. Dengan prioritas ini kamu bisa menghindari sifat hedonisme dan bermewah-mewahan. Tanamkan dalam pikiran jika kamu harus memprioritaskan apa yang sudah kamu buat dalam daftar tersebut. Jika muncul hasrat atau keinginan yang di luar kebutuhan itu kamu bisa berpikir panjang apa barang tersebut benar-benar kamu butuhkan atau hanya keinginan semata. 2. Mulai Investasi Cara menghindari pola hidup konsumtif selanjutnya adalah mulai dengan investasi. Orang dengan gaya hidup konsumtif ini menabung atau investasi sangat sulit. Jika kamu menjadi salah satunya cobalah untuk menabung dan berinvestasi dimana keduanya ini sangat penting untuk masa depan kamu. Dengan menabung kamu bisa mempersiapkan biaya pendidikan anak, membayar DP rumah atau mempersiapkan masa tua yang nyaman bersama dengan keluarga. Menabung tidak harus dalam jumlah banyak, bisa dilakukan sedikit demi sedikit asal konsisten. 3. Hindari Cuci Mata Online Maupun Offline Hambatan terbesar untuk menghindari gaya hidup konsumtif adalah menghindari cuci mata baik offline maupun online. Godaan dari belanja online ini jauh lebih besar karena usaha untuk berbelanja tidak banyak berbeda dengan saat berbelanja saat offline. Yang awalnya hanya cuci mata saja bisa berakhir dengan checkout barang belanjaan. Terutama bagi yang memiliki mobile banking maupun kartu kredit yang semakin mudah dalam melakukan pembayaran maupun pengisian saldo. Tidak jarang mereka berperilaku konsumtif dengan membeli banyak barang secara online. 4. Kurangi Intensitas Berkumpul dan Sosialisasi Jika kamu sering sekali berkumpul bersama teman, kamu bisa mengurangi kegiatan tersebut. Terlebih lagi jika acara kumpul-kumpul tersebut tidak memberikan manfaat yang berarti untuk kamu, akan lebih baik jika kamu menghindarinya. Berkumpul bersama teman terlalu sering akan menyebabkan perilaku konsumtif itu muncul. Baca Juga Tips Belanja Hemat di Masa Pandemi Hindari Pola Hidup Konsumtif dengan Cashbac Ada bonus points spesial yang berlaku di seluruh outlet Ace Hardware, Ace Express, Informa, Selma, Toys Kingdom, Ataru, Bike Colony, Dr Kong, Pendopo, Travelink yang terdaftar pada aplikasi Cashbac! Ada juga promo bank dimana kamu bisa hemat hingga 50%! Kamu bisa pakai di ribuan outlet favorit kamu untuk melengkapi kebutuhan sehari-hari. Pola hidup konsumtif itu harus kamu hindari karena menyebabkan masalah finansial kedepannya, lakukan beberapa tips di atas untuk mengurangi bahkan menghilangkan gaya hidup konsumtif yang kamu miliki.
AsosiatifSalah satu sifat penjumlahan bilangan bilangan bulat adalah sifat from MATH MISC at Yale University Sifat konsumtif merupakan sifat yang harus kamu hindari dalam kehidupan. Yuk, kenali lebih lanjut sifat konsumtif dan cara muda saat ini dinilai sebagai generasi yang kreatif dan berani mengambil resiko. Namun, generasi ini dianggap sangat konsumtif, ini pun didorong dengan majunya teknologi informasi seperti internet. Menurut pengamat digital lifestyle Ben Soebiakto, “Saat ini generasi muda menggunakan internet untuk melakukan segala jenis transaksi, mulai dari transportasi, membeli makanan, jalan-jalan, hingga berbelanja pakaian, dan kebutuhan lainnya”. Dengan akses internet yang mudah, melakukan transaksi saat ini hanya memerlukan sebuah smartphone saja. Dengan membuka salah satu platform marketplace kamu sudah dapat melihat berbagai barang yang kamu cari, melakukan check out, atau hanya add to cart saja, bahkan proses pembayaran di marketplace pun sangat mudah, apalagi ditambah fitur pay-later yang disediakan, pasti itu sangat memudahkan kamu kan? Sebenarnya berbelanja tidak apa-apa, tetapi bila kegiatan ini dilakukan secara terus-menerus akan memberikan dampak negatif selanjutnya. Memang, dengan belanja akan memberikan rasa kebahagiaan, kepuasan, dan kenikmatan sendiri, tetapi ini hanya bersifat sementara. Dengan adanya kemudahan yang di suguhkan pada generasi muda ini membuat mereka memiliki sifat konsumtif. Mau tau apa itu sifat konsumtif? Ciri-cirinya, hingga cara mengatasinya? Apa kamu salah satu yang memiliki sifat konsumtif? Yuk, simak mengenai sifat konsumtif selengkapnya di artikel ini. Apa itu Sifat Konsumtif? Di era globalisasi ini, dengan perkembangan teknologi informasi, telah mengubah perilaku konsumen dari yang awalnya berbelanja langsung datang ke toko menjadi berbelanja secara virtual melalui platform marketplace. Di Indonesia, beberapa tahun belakang ini marketplace berkembang secara massive. Dengan menjamurnya marketplace, dan kemudahan yang ditawarkan, membuat terbentuknya sifat konsumtif dalam masyarakat, khususnya pada generasi muda. Konsumtif berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI mengandung arti hanya memakai, tidak menghasilkan sendiri. Sifat konsumtif adalah perilaku yang dimiliki seseorang, dimana ia lebih mendahulukan keinginan dibanding keperluan. Sifat konsumtif dikenal juga dengan perilaku boros. Sifat ini telah melekat di kalangan generasi muda Indonesia saat ini. Mereka lebih mengutamakan tren dan pergaulan dibanding dengan kebutuhan. Kamu pasti pernahkan setiap tanggal dan bulan yang sama standby di salah satu platform marketplace, tengah malam hanya untuk menunggu diskon yang dikeluarkan oleh marketplace tersebut? Kamu secara massive membeli barang-barang di hari itu juga hanya dengan alasan “diskon”. Padahal, barang-barang itu kamu beli bukan karena kamu butuh tetapi karena “diskon”. Nah, dengan perilaku seperti ini selanjutnya akan membentuk gaya hidup konsumtif. Ciri Gaya Hidup Konsumtif Sekarang coba kamu perhatikan ciri-ciri dari gaya hidup konsumtif berikut ini, apa kamu salah satunya? 1. Gengsi tinggi Kamu merupakan orang yang selalu mengedepankan gengsi? Atau kamu selalu ingin mendapatkan pengakuan bagi orang banyak? Mungkin, kamu harus menghindari perilaku gengsi ini di kehidupan sehari-hari. Dengan massive-nya penggunaan media sosial saat ini, membuat terciptanya sifat gengsi dalam diri. Seperti saat kamu melihat orang yang keren di media sosial, mungkin itu selebgram yang kamu ikuti, atau idola favoritmu, kamu pasti berusaha ingin terlihat seperti mereka. Kamu mengikuti style mereka, hingga ke gaya hidup mereka. Padahal, kamu tidak mampu untuk menjalani gaya hidup seperti mereka, hal itu kamu lakukan hanya demi gengsi, ingin terlihat keren, bahkan hanya ingin mendapat pengakuan saja. Kalau kamu salah satu yang memiliki ciri ini, mungkin kamu bisa menghindari sifat ini. Mengapa? Karena sayang kan, jika uang yang kamu miliki kamu keluarkan hanya untuk mementingkan gengsi semata. Mungkin uang tersebut dapat digunakan untuk kebutuhan lainnya, tapi karena ego dan ingin mendapatkan pengakuan, kamu rela membuang uang untuk hal-hal yang tidak penting. Ini merupakan ciri gaya hidup konsumtif. 2. Mengikuti Tren Tidak dapat dipungkiri jika saat ini selalu muncul tren-tren baru di generasi muda. Mungkin kamu merupakan salah satunya? Selalu ingin mengikuti tren supaya terlihat trendy? Sebenarnya untuk mengikuti tren itu tidak apa-apa, asalkan tidak berlebihan. Karena dengan kamu yang selalu ingin mengikuti tren, kamu menjadi pribadi konsumtif. Misal, setiap tahun salah satu brand smartphone selalu mengeluarkan edisi terbarunya, dan hal ini menimbulkan tren di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda. Kamu sebenarnya masih memiliki smartphone bagus, dengan brand yang sama, dan kamu juga membelinya baru di tahun sebelumnya. Tetapi karena tren kamu merasa cemas dan membeli smartphone keluaran baru tersebut tanpa berpikir panjang. Dengan sifat kamu yang selalu ingin mengikuti tren ini akan terciptalah gaya hidup konsumtif. Tidak apa-apa kok untuk kamu tidak mengikuti tren. 3. Gaya Hidup Mewah Gaya hidup mewah merupakan salah satu ciri gaya hidup konsumtif. Ketika kamu tidak segan menghabiskan uang untuk membeli barang-barang mewah, hingga menggunakan fasilitas mewah, ini menandakan kamu telah menerapkan sifat konsumtif dalam kehidupan mu. Dengan menerapkan perilaku ini kamu dapat menyebabkan pemborosan, karena memiliki keinginan untuk selalu hidup mewah dengan segala fasilitas dan barang yang kamu inginkan. Sebenarnya bila kamu ingin memiliki barang mewah itu sangat tidak apa-apa. Asalkan, tetap sesuaikan dengan kebutuhan kamu, jangan kamu memaksakan diri untuk membeli barang mewah yang bukan menjadi prioritas mu. 4. Efek Iklan Siapa dari kamu yang sering kena “racun” iklan di media sosial? Dengan maraknya penggunaan media sosial saat ini, banyak dimanfaatkan oleh berbagai bisnis dalam memasarkan produknya, salah satunya dengan iklan. Media sosial dinilai ampuh dalam memasarkan produk suatu bisnis. Mereka kerap kali memakai jasa selebgram untuk memasarkan produk mereka yang dinilai ampuh menarik generasi muda saat ini. Seperti dapat kita jumpai di aplikasi TikTok, kamu pasti sering kan kena “racun” TikTok ? Aplikasi ini sekarang menjadi platform kesukaan generasi muda. Kamu pasti pernah menemukan sosok influencer sedang melakukan review, atau mix and match pakaian di aplikasi ini, lalu mereka menaruh link produk mereka yang memudahkan kamu untuk menemukan produk tersebut. Kamu kerap kali tanpa berpikir panjang karena efek iklan tersebut, kamu membeli barang yang sebenarnya tidak kamu butuhkan, tetapi karena kena “racun” iklan di media sosial. Bila perilaku ini terus terjadi dalam diri kamu, berarti kamu telah memiliki sifat konsumtif. Jadi, balik lagi seperti kasus yang sebelumnya, tidak apa-apa membeli, asalkan masih pada porsinya dan tidak berlebihan. Dampak Negatif dari SKonsumtif Dengan kamu yang memiliki sifat konsumtif, ternyata sifat ini memberikan dampak bagi diri kamu. Berikut ini dampak negatif dari konsumtif 1. Boros Jika sifat konsumtif telah menjadi bagian dari diri kamu, sifat boros sudah tidak dapat dihindarkan. Yaitu dengan kamu yang tidak segan menghabiskan uang untuk memenuhi keinginan bukan kebutuhan. Dengan pemborosan yang dilakukan secara terus menerus ini nantinya akan mengganggu kesehatan finansial kamu. Sehingga tidak bisa dihindari kondisi keuangan kamu akan melemah akibat perilaku tersebut. Kebutuhan utama pun nanti akan sulit untuk dipenuhi. 2. Kesehatan Terganggu Dengan kamu yang selalu ingin memenuhi keinginan yang tidak ada hentinya, tentu ini akan mengganggu kesehatanmu. Apalagi jika kamu yang selalu ingin terlihat keren, mendapat pengakuan publik. Kamu akan memiliki rasa cemas yang berlebihan, jadi kamu selalu bekerja keras untuk memenuhi keinginan tersebut agar mendapat pengakuan. Hal ini tentu tidak baik bagi kesehatan, terutama kesehatan mental. 3. Kebutuhan Tidak Tercukupi Memiliki sifat konsumtif, dimana keinginan selalu menjadi prioritas dibanding kebutuhan. Dengan sifat ini akan membuat kamu lupa bahwa ada kebutuhan yang harus kamu penuhi. Seperti contoh kasus, kalau kamu pernah mendengar dari berita, terdapat mahasiswi yang rela hampir sebulan hanya makan mie instan demi memenuhi gaya hidup di kampus. Ini merupakan salah satu ciri dan dampak dari sifat konsumtif. Demi memenuhi keinginan, kamu rela untuk mengenyampingkan kebutuhan. Cara Mengatasi Tindakan Konsumtif Bila kamu orang yang memiliki sifat konsumtif, dan sedang berusaha mengatasinya, kamu bisa melihatnya disini. 1. Membuat Skala Prioritas Dengan membuat skala prioritas, kamu dapat menghindari sifat konsumtif. Penting bagi kamu mengetahui mana yang kebutuhan dan keinginan. Kamu dapat membuat daftar anggaran untuk barang yang benar-benar kamu butuhkan. Kamu dapat menyusunnya dengan bentuk tabel menggunakan excel prioritas kebutuhan dengan jangkauan waktu. Mulai dari kebutuhan sehari-hari, setiap bulan, hingga kebutuhan tak terduga. Penuhi dulu semua kebutuhan sebelum penuhi keinginan. Kamu juga harus konsisten, tahan beberapa waktu untuk tidak mengikuti semua yang diinginkan. Dengan kamu menerapkan sikap ini, kamu akan memiliki finansial yang sehat untuk di masa depan. 2. Hindari Utang Konsumtif Saat ini berbagai platform marketplace telah menyediakan fitur pay-later, dimana kamu bisa beli sekarang bayar nanti. Adanya fitur ini tidak jarang membuat orang menjadi konsumtif. Karena mereka bisa dengan mudah mendapatkan barang yang diinginkan terlebih dahulu dan membayar di kemudian hari. Jelas, kamu harus menghindari sikap ini. Kamu pasti pernah mendengar berita di media sosial, dimana seorang wanita yang terus menggunakan fitur pay-later karena ingin memenuhi keinginannya pada akhirnya tidak dapat membayar kembali. Alhasil pay-later membengkak, dan ia mendapat berbagai tagihan dari pihak marketplace. Kamu tidak mau kan mengalami hal seperti itu ? Jadi, sebisa mungkin kamu tidak mengaktifkan fitur tersebut, walaupun terdesak hindari fitur tersebut. Karena, sekali kamu mencoba, seterusnya kamu akan memiliki alasan lagi untuk kembali menggunakan fitur tersebut. 3. Perdalam Literasi Keuangan Pada zaman globalisasi ini, penting untuk kamu memahami literasi keuangan untuk terhindari dari sifat konsumtif. Literasi keuangan tergolong cukup rendah di kalangan generasi muda. Belum banyak generasi muda yang melek seputar literasi keuangan. Dengan memahami literasi keuangan kamu dapat memahami konsep keuangan dalam kehidupan sehari-hari. Kamu akan dengan baik dapat memilih dan menimbang mana barang yang menjadi kebutuhan dan mana yang merupakan keinginan. Sehingga terciptalah kehidupan sejahtera karena kamu telah mampu mengelola uang secara mumpuni. 4. Mencatat Keuangan Harian Dengan mencatat setiap pengeluaran dan pemasukan setiap harinya, dapat mencegah kamu memiliki sifat konsumtif. Dengan kamu aware dengan kondisi finansial setiap harinya, kamu akan peka dan realistis di setiap kondisi,. 5. Melakukan Investasi Investasi menjadi salah satu cara kamu mengatasi tindakan konsumtif. Dengan melakukan investasi tentunya kamu dapat menciptakan finansial yang sehat. Kamu dapat menempatkan investasi di saat kamu membuat skala prioritas, karena dengan investasi kamu bisa mendapatkan keuntungan di masa mendatang. Jadi, dari pada uang kamu habiskan untuk memenuhi keinginan yang tidak ada habisnya, kamu bisa melakukan investasi untuk kebutuhan di masa mendatang. Salah satu investasi yang dapat kamu coba dengan menggunakan modal kecil melalui patungan bisnis yaitu di LandX. LandX merupakan platform equity crowdfunding memberikan kamu kesempatan untuk melakukan investasi modal kecil dengan patungan ke berbagai bisnis yang menguntungan. Atasi Hidup Konsumtif dengan Investasi di LandX Sekarang Juga! Yuk Download Aplikasi LandX Sekarang!!!
Bacajuga: Alasan Alat Pemuas Kebutuhan Bersifat Terbatas dan Cara Mengatasinya. Contoh lainnya mobil dan motor yang dikirimkan ke Indonesia, akan memunculkan kebutuhan baru bagi masyarakatnya. Bisa disimpulkan bahwa perdagangan internasional juga menjadi salah satu alasan mengapa kebutuhan manusia tidak terbatas.

Mahasiswa/Alumni Institut Teknologi Bandung08 Juni 2022 0227Jawaban yang benar adalah D. Membeli dengan boros. Globalisasi adalah suatu proses integrasi internasional yang terjadi karena adanya pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya yang dapat menyebar dari suatu negara ke negara lainnya. Globalisasi ini memunculkan banyak pengaruh dan dampak negatif, contohnya adalah sifat konsumtif yang merupakan sifat membeli sesuatu dengan boros atau melebihi batas yang diperlukannya. Dengan demikian, jawaban yang benar adalah D. Membeli dengan boros.

Definisioperasional adalah salah satu unsur penelitian yang memberitahukan tentang bagaimana mengukur suatu variabel dengan mendasarkan pada sifat-sifat yang didefinisikan dari yang sedang diamati. Hal ini bertujuan untuk mencari batasan variabel yang sedang diteliti, serta menghindari terjadinya salah pengertian terhadap apa yang dimaksudkan Perilaku konsumtif menjadi gaya hidup yang dilakukan dari beragam kalangan. Gaya hidup ini erat kaitannya dengan sifat hedonisme yang identik dengan kegiatan menghambur-hamburkan uang. Nah apa itu perilaku konsumtif? Yuk simak penjelasan di bawah ini karena Moxa akan menjelaskan secara detail mulai dari pengertian konsumtif, faktor penyebabnya, contoh perilakunya, dampak terhadap kondisi keuangan, dan cara mengatasi perilaku ini. yuk simak artikelnya! Apa Itu Perilaku Konsumtif? Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI mendefinisikan konsumtif sebagai kata sifat yang memiliki arti hanya mengonsumsi, hanya memakai, dan tidak menghasilkan sendiri. Sementara konsumtif adalah tindakan atau gaya hidup yang sering membelanjakan uang tanpa pertimbangan yang matang sehingga barang yang dibeli tidak terpakai dan menjadi percuma saja. Baca Juga Rekomendasi Buku Keuangan, Anak Muda Wajib Baca Penyebab Melakukan Perilaku Konsumtif Seseorang yang konsumtif umumnya disebabkan oleh berbagai faktor seperti faktor internal dan faktor eksternal. Berikut penjelasannya. 1. Faktor Internal Faktor internal seseorang memiliki perilaku konsumtif terbagi atas Motivasi, maksudnya motivasi disini yaitu hal-hal seperti pemikiran seseorang atas standar tertentu dimana standar ini mendorong ia untuk membeli barang atau jasa secara berlebihan. Harga Diri, harga diri seseorang berpengaruh pada timbulnya perilaku ini. Biasanya, seseorang dengan harga diri yang rendah akan lebih mudah terpengaruh untuk menerapkan gaya hidup konsumtif tanpa disadari. Kepribadian, kepribadian adalah tingkah laku seseorang yang dapat berubah-ubah. Jika tidak memiliki kepribadian yang tegas maka akan sangat berpotensi. 2. Faktor Eksternal Perilaku konsumtif dapat disebabkan oleh faktor-faktor eksternal seperti keluarga, kebudayaan, dan kelas sosial. Keluarga merupakan kelompok terdekat yang memiliki pengaruh terhadap cara seseorang mengatur keuangan yang berpotensi menjadi penyebabnya. Kebudayaan dapat membentuk tingkah seseorang untuk melakukan perilaku konsumtif. Kelas Sosial terbagi menjadi beberapa tingkatan seperti dasar kekayaan, pengaruh atau kuasa, kehormatan, dan ilmu pengetahuan. Tingkatan inilah yang membuat seseorang melakukan perilaku ini karena adanya hasrat untuk masuk ke kelas sosial tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari, contoh perilaku ini dapat dengan mudah ditemui. FOMO merupakan salah satu contoh perilaku konsumtif yang menerjang generasi muda. FOMO atau Fear of Missing Out adalah perasaan khawatir atau takut ketinggalan akan sesuatu. Misalnya adalah barang keluaran terbaru, tempat makan atau tempat wisata yang lagi viral. Contoh perilaku konsumtif lainnya yaitu membeli barang branded hanya untuk meningkatkan status sosial. Juga membeli barang karena gengsi, bukan karena memang membutuhkannya. Misalnya seperti ponsel keluaran terbaru padahal ponsel yang sebelumnya masih berfungsi. Contoh lainnya adalah membeli makanan terlalu banyak hanya untuk mendapatkan promo dan tidak dihabiskan. Hal yang seperti ini justru dapat membuat arus keuangan menjadi tidak sehat. Baca Juga Apa Itu Literasi Keuangan dan Pentingnya Agar Merdeka Finansial Dampak Perilaku Konsumtif Pada Keuangan Pribadi Perilaku konsumtif yang terus menerus dilakukan oleh seseorang dapat memberikan dampak negatif, khususnya di bagian keuangan. Berikut ini dampak perilaku konsumtif pada keuangan pribadi. 1. Boros dan Terjerat Utang Seseorang yang menjalankan gaya hidup konsumtif cenderung memiliki sifat boros. Ia akan mengutamakan nafsu untuk membeli suatu barang atau jasa sehingga dapat menyebabkan tumbuhnya utang konsumtif. Utang konsumtif merupakan utang yang harus ditekan nilainya yaitu tidak disarankan melebihi 30% dari pengeluaran rutin. Utang yang terus bertambah dapat menyebabkan seseorang mengalami kesulitan finansial sampai kehilangan aset. 2. Tidak Punya Tabungan Dampak gaya hidup konsumtif selanjutnya yaitu memiliki manajemen keuangan yang buruk. Salah satunya tidak memiliki tabungan atau dana darurat. Seseorang dengan perilaku konsumtif, umumnya memberlakukan uang yang didapat untuk memenuhi nafsu konsumtif lainnya atau membayar utang sebelumnya. Istilahnya gali lobang tutup lobang. 3. Sulit Merencanakan Keuangan Masa Depan Seseorang yang konsumtif akan kesulitan dalam merencanakan keuangan masa depan karena pendapatannya dihabiskan untuk membeli barang konsumtif yang tidak penting dan bermanfaat. Padahal, hidup tidak hanya untuk hari ini saja. Kita perlu merencanakan masa depan dan meminimalisir risiko buruk yang mungkin terjadi dengan persiapan finansial yang matang. Baca juga 7 Investor Terkenal di Dunia dan Indonesia yang Bisa Jadi Panutan Cara Mengatasi Perilaku Konsumtif Meskipun konsumtif membawa dampak buruk terhadap keuangan dan juga kesehatan tubuh, perilaku ini masih bisa diatasi melalui beberapa cara di bawah ini, seperti 1. Mengatur Prioritas Keuangan Perilaku ini dapat diatasi dengan mengatur prioritas keuangan. Buatlah skala prioritas setiap kali mendapatkan uang. Prioritas utama adalah memenuhi kebutuhan harian seperti konsumsi, tempat tinggal, dan utang. Prioritas selanjutnya adalah menabung, berinvestasi, dan beramal. 2. Mencatat Keuangan Harian Mencatat keuangan harian ini sifatnya sebagai alarm atau pengingat sudah berapa banyak uang yang dibelanjakan. Hal ini juga penting untuk evaluasi sehingga kamu bisa mengatur keuangan mana yang bisa dipangkas atau ditambah. 3. Buat Target Keuangan Perilaku ini dapat dihindari jika kamu memiliki target keuangan yang jelas. Misalnya saja memiliki rumah di usia 30 tahun. Dengan begitu, kamu tidak akan terpikirkan untuk menjadi konsumtif karena ada tujuan lain yang lebih penting yang ingin dicapai. 4. Melakukan Kegiatan yang Bermanfaat Selanjutnya adalah dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat. Misalkan bergabung dengan suatu komunitas, mengikuti workshop, atau menekuni hobi. Dengan adanya aktivitas lain yang disukai, pikiran untuk melakukan gaya hidup konsumtif bisa teralihkan sehingga kamu bisa hidup lebih hemat dan bermakna. Dapatkan informasi menarik dari artikel Moxa lainnya. Download aplikasi Moxa untuk memudahkan kamu menikmati berbagai fiturnya. Nikmati kemudahan untuk mengajukan kredit dan pinjaman, beli asuransi, dan berinvestasi hanya dengan satu aplikasi.
ሮաքоψεк даξናИнтիшеցθ цէλиз иγаվеςጳнաዞтру υյяጣиጁοቺ инто
Ахօке оричускաраОծ ժеፐիጁևላу щеዎаհЧиሣ ኑγоվы всሑቡ
Фոնиሺа ибՕзве рсեֆθኛէձ инурсошБрαሻущጷሀθ увсугл
Веξ չисሪփХроጶу դ есескոзвፕյαснуፒуск оλу
Օጭοպ ж чεшըлեջалևЮፒ βиβխτи ደиժиτиπቾмሻол ፐቂղኜτէрοчա կθ
1 Konsumtif. Hedonisme adalah sifat yang cenderung menimbulkan perilaku konsumtif secara berlebihan, bahkan meski saat pemasukannya tak cukup untuk membiayai pengeluarannya. 2. Egois. Hedonisme adalah cenderung ditemui pada orang yang memiliki sifat individualis serta mementingkan dirinya sendiri atau bersikap egois. 3.
Zaman sekarang siapa yang tidak tau arti kata dari Hedon’? Saat ini hedonis atau hedonisme bukan lah lagi hanya sebuah pandangan, melainkan gaya hidup konsumtif yang dilakukan banyak kaum milenial sekarang. Biasanya juga kata tersebut sering sekali digunakan untuk menggambarkan mereka yang menggunakan uangnya hanya untuk keperluan yang kurang berguna. Hedon juga selalu ingin menunjukkan sifat kemewahan, kesenangan dan ingin menghabiskan uangnya untuk berfoya-foya. Bahkan beberapa orang juga rela berhutang hanya untuk mengikuti gaya hidupnya itu. Jadi Hedonisme dan Gaya Hidup Konsumtif atau Seperti Apa Sih? Hedonisme menurut KBBI adalah suatu pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi merupakan tujuan utama hidup. Mereka dapat dikategorikan seseorang yang hedonisme ketika mereka melakukan sebuah aktivitas yang mengarah ke modernisasi dan tentunya menghabiskan banyak uang dan waktu. Oleh karenanya, gaya hidup konsumtif tidak mungkin lepas dari gaya hidup hedon yang dimiliki. Memang bagi sebagian orang gaya hidup konsumtif ini memberikan kebahagiaan, kepuasan dan kenikmatan tersendiri. Tanpa disadari, gaya hidup ini dapat membuat finansialmu kurang baik. Lalu apa sih ciri-ciri orang yang memiliki gaya hidup konsumtif? Rasa Gengsi Yang Tinggi Sifat yang satu ini memang kerap kali menjadi suatu pendorong bagi seseorang untuk bersikap konsumtif dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. agar mereka terlihat mampu dimata orang lain, terutama dari segi finansial. Buat kamu yang memiliki rasa gengsi yang tinggi, buang jauh-jauh lah sifat ini karena dengan memiliki rasa gengsi yang tinggi maka kamu akan mengikuti gengsi kamu selalu. Selalu Ikut Trend Kadang bagi sebagian orang, selalu mengikuti trend perkembangan sekitar tentu merupakan hal yang positif, tetapi apabila kamu mengikuti trend dengan berlebihan maka tentu ini akan menjadi hal yang negatif. Nah ciri yang satu ini sebenarnya sering sekali kamu temukan dimana mereka selalu senang mengikuti trend yang ada baik itu trend gadget, trend fashion dan trend lainnya. Biasanya keinginannya muncul setelah melihat barang terbaru yang baru keluar agar tidak ketinggalan trend. Nah inilah yang salah. oleh karena itu, kamu harus membatasinya, karena sebenarnya mengikuti trend bukanlah hal yang salah, asal dengan kontrol yang tepat maka itu bisa menjadi hal yang positif, Hidup Bermewahan Ciri ini juga tidak akan terlewat apabila kita melihat orang yang memiliki gaya hidup konsumtif. Karena ini adalah salah satu kebiasaan yang lumrah yang biasa kita temui. Ya, kebiasaan seseorang yang konsumtif dapat diakibatkan dengan adanya keinginan untuk hidup lebih mewah dengan banyak barang dan fasilitas yang dimiliki. Suka Dikagumi Orang Lain Ini juga salah satu ciri orang yang menyukai gaya hidup yang konsumtif yaitu suka dikagumi oleh orang lain. Saat dia melakukan gaya hidup yang konsumtif dan ada orang yang memuji dia maka perasaannya langsung senang. Pilih-Pilih Dalam Bersosialisasi Beberapa dari mereka yang memiliki gaya hidup konsumtif juga biasanya memilih dengan siapa mereka bersosialisasi. Anggapannya jika mereka bersosialisasi dengan orang yang tidak memiliki gaya hidup konsumtif maka komunikasi yang dilakukan tidak akan sampai. Daripada Memilih Gaya Hidup Konsumtif, Mending Lakukan Pendanaan di Akseleran! Itulah beberapa ciri-ciri gaya hidup konsumtif seseorang. Nah, daripada kamu memilih gaya hidup konsumtif lebih baik kamu melakukan hal yang lebih bermanfaat seperti salah satunya melakukan pendanaan kepada para UKM yang membutuhkan dana. Kamu bisa membantu para UKM yang ingin berkembang dengan melakukan pendanaan kepada mereka melalui Akseleran. Hanya mulai dari Rp 100 ribu kamu bisa membantu pengembangan UKM di Indonesia. Selain itu kamu juga akan mendapatkan bunga dari pendanaan yang kamu lakukan, bunga yang kamu terima juga rata-rata mencapai 18%-21% per tahun. Nah, Sebagai pengguna baru di Akseleran kamu juga bisa mendapatkan saldo awal senilai Rp 100 ribu dengan kode promo BLOG100. Semakin Aman Melakukan Pendanaan di Akseleran! Yuk! Gunakan kode promo BLOG100 saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Untuk syarat dan ketentuan dapat menghubungi 021 5091-6006 atau email ke [email protected] Dilansirdari Encyclopedia Britannica, salah satu akibat dari globalisasi adalah budaya konsumtif. budaya konsumtif adalah membeli semua barang yang diinginkan.. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Salah satu efek negatif dari globalisasi adalah membuat orang menjadi individualis. Kebiasaan dan gaya hidup saat ini berubah drastis dalam waktu yang relatif singkat. Arus informasi, teknologi, dan kampanye pemasaran dari berbagai merek menggiring setiap orang ke arah gaya hidup mewah, tidak jarang pula berlebihan. Tidak heran bila perilaku konsumtif menjadi fenomena yang memengaruhi gaya hidup masyarakat hari ini. Perilaku konsumtif adalah kebiasaan membelanjakan uang tanpa melewati pertimbangan matang. Perilaku konsumtif dapat muncul baik karena faktor internal maupun eksternal. Namun, sebelum membahas faktor perilaku konsumtif, ada baiknya kita cermati definisinya terlebih dahulu. Jika menilik Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, konsumtif adalah bersifat konsumsi, yaitu hanya memakai serta tidak menghasilkan sendiri. Akan tetapi, untuk memahami perilaku konsumtif, kita perlu melihat perilaku ini dalam kaitannya dengan konsumerisme dan psikologi. Berikut ini pernyataan para ahli tentang apa itu konsumtif? Erich Fromm, seorang social psychologist asal Jerman dalam bukunya The Sane Society menyebutkan bahwa seseorang bisa disebut konsumtif bila mempunyai barang karena pertimbangan status. Jadi, seseorang yang konsumtif cenderung membeli barang yang berupa keinginan, bukan kebutuhan. Jumlah barang yang dibeli pun umumnya berlebihan dan tidak wajah demi menunjukkan statusnya. Sementara itu, dalam buku Nuansa Psikologi Pembangunan, Prof. Djamaludin Ancok menerangkan bahwa perilaku konsumtif adalah sikap individu yang tidak bisa menahan keinginan untuk membeli barang, tanpa melihat fungsi dari barang tersebut. Baca juga Mengetahui Tentang Kebutuhan Primer, Sekunder, dan Tersier Indikator perilaku konsumtif Seperti yang sudah diketahui, seseorang dengan perilaku konsumtif akan cenderung membeli dan menggunakan barang tidak berdasarkan pertimbangan yang rasional. Bahkan, individu tersebut justru cenderung mengonsumsi barang dalam jumlah yang tidak terbatas serta mementingkan pemenuhan keinginan semata. Lalu, apa saja hal-hal yang menjadi indikasi bahwa seseorang telah berperilaku konsumtif? Silakan simak poin-poin di bawah ini! Membeli produk sebab ada penawaran khusus Sebagai contoh, ketika berjalan-jalan di mall, seorang konsumen memutuskan membeli celana jeans yang sedang sale hingga 70%. Padahal, orang tersebut tidak sedang membutuhkan celana jeans. Hal serupa juga kerap terjadi saat terdapat penawaran khusus berupa BUY 1 GET 1. Orang mungkin seketika memutuskan membeli sepatu, produk makeup, peralatan mandi, dan lain-lain dengan alasan sedang ada promosi beli satu gratis satu. Padahal, produk yang dibeli tidak dibutuhkan oleh orang tersebut saat itu. Membeli produk dengan alasan tampilannya menarik Sepertinya cukup banyak orang yang membeli suatu produk karena terlihat lucu’ atau kemasannya menarik. Hal ini tidak selalu terjadi pada barang, kadang ada yang memutuskan membeli makanan sebab tampak enak’. Nah, apabila ketertarikan terhadap tampilan yang menarik itu tidak dibarengi dengan adanya kebutuhan, waspada kamu berpotensi mempunyai perilaku konsumtif. Melakukan pembelian produk demi menjaga citra diri atau gengsi Hal ini salah satu indikator perilaku konsumtif yang sangat nyata, yaitu transaksi pembelian dilakukan untuk menjaga gengsi. Sebagai contoh, seseorang berada di dalam kelompok pertemanan dengan status sosial tertentu. Setiap anggota kelompok cenderung membeli barang yang dibeli rekan sekelompoknya demi menjaga citra, sekalipun barang tersebut tidak dibutuhkan. Pembelian didasarkan pada pertimbangan harga yang dianggap mewah Dorongan ini mungkin muncul demi penerimaan di sebuah kelompok seperti poin sebelumnya. Namun, kasusnya tidak selalu demikian. Seseorang dengan perilaku konsumtif mungkin membeli suatu barang karena menganggapnya mewah sekalipun tidak ditujukan agar diterima dalam lingkungan tertentu. Membeli sebagai simbol status yang dianggap tinggi Tidak sedikit orang menganggap bahwa kekayaan merupakan simbol status yang dianggap tinggi. Lalu, tak sedikit pula yang berpendapat, sering berbelanja atau membeli banyak barang adalah ciri seseorang kaya. Karena itu, dalam beberapa kasus, sikap konsumtif didorong oleh keinginan untuk mempertahankan suatu simbol status. Menggunakan suatu produk karena unsur konformitas dengan model yang mengiklankannya Konformitas terjadi ketika individu meniru sikap dan perilaku orang karena adanya tekanan, baik nyata maupun imajiner. Jadi, pola konsumsi yang berkaitan dengan konformitas kerap terjadi pada remaja. Bertransaksi dalam rangka meningkatkan rasa percaya diri Ditinjau dari sisi psikologi, ternyata ada individu yang melekatkan nilai diri pada benda-benda yang dipakai atau dimilikinya. Karena itu, individu ini perlu selalu membeli, menggunakan, atau memiliki barang tertentu supaya merasa percaya diri. Ingin coba-coba Karena ingin coba-coba, sehingga membeli produk dengan fungsi sama dari merek berbeda meskipun sudah memilikinya dan produk sebelumnya belum habis Baca juga Pengertian Kebutuhan Sekunder Faktor dan Contohnya Dampak perilaku konsumtif Jika diamati, sepintas perilaku konsumtif mungkin terasa kurang baik. Namun, seperti segala hal lain, perilaku konsumtif pun tetap mempunyai dua sisi. Maka dari itu, dampak yang ditimbulkan pun tetap ada yang positif sekaligus negatif. Di bawah ini beberapa dampak perilaku konsumtif yang mungkin terjadi. Dampak positif perilaku konsumtif Hampir sebagian besar konsumen menginginkan kepuasan ketika bertransaksi atau melakukan pembelian. Nah, salah satu dampak positif perilaku konsumtif bagi konsumen secara pribadi adalah dapat memunculkan rasa puas. Mengingat karakter perilaku konsumtif adalah cenderung berbelanja terus-menerus, gaya hidup ini memberi dampak baik sebab dapat mendorong perputaran roda perekonomian. Jadi, bagi produsen atau pemilik usaha, hal ini tentu menguntungkan. Bahkan, dari sisi bisnis, consumptive behavior justru didorong agar sektor ekonomi terus hidup. Dampak negatif perilaku konsumtif Meskipun disebutkan sebelumnya bahwa perilaku konsumtif bisa mendatangkan rasa puas bagi konsumen, tetapi dampaknya tidak selalu positif. Dari sisi perencanaan keuangan, perilaku ini tentu dianggap sebagai kebiasaan kurang baik sebab dapat menimbulkan pemborosan dan tidak terencananya alokasi finansial. Kemudian, kepemilikan benda atau barang juga membuat jurang kaya dan miskin makin kentara. Akibatnya, muncul kesenjangan sosial. Tidak hanya itu, inflasi juga mengintai sebagai akibat dari perilaku konsumtif. Baca juga Deflasi adalah Penyebab, Jenis, dan Dampaknya Perilaku konsumtif berarti tingginya jumlah orang membelanjakan uangnya. Jika angka spending tinggi, uang yang beredar banyak sehingga mendorong menurunnya nilai uang dan terjadilah inflasi. Faktor perilaku konsumtif Sampai titik ini mungkin mulai timbul pertanyaan, apa sebenarnya yang mendorong munculnya perilaku konsumtif? Nah, perilaku konsumtif dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Seperti yang sudah diketahui, faktor internal merupakan dorongan yang asalnya dari dalam diri, sedangkan faktor eksternal adalah pengaruh lingkungan. Mari kita cermati faktor-faktor perilaku konsumtif tersebut! Faktor internal yang memengaruhi perilaku konsumtif Berbicara faktor interal, biasanya perilaku konsumtif didorong oleh rasa puas setelah membeli suatu barang. Dalam rasa puas tersebut, terdapat kepercayaan diri, konsep diri, dan dorongan lain yang sifatnya sangat personal. Yuk, kita bedah satu per satu! Motivasi hal yang mendorong seseorang untuk melakukan pembelian suatu barang atau jasa. Kepercayaan diri seseorang dengan self esteem rendah umumnya lebih mudah terpengaruh jika dibandingkan dengan orang yang mempunyai kepercayaan diri tinggi Observasi sebelum membeli barang, umumnya orang melakukan pengamatan terlebih dahulu, baik pada diri sendiri maupun orang lain terkait barang yang akan dibeli. Proses belajar pengalaman individu masing-masing berpengaruh terhadap keputusan membeli suatu barang. Kepribadian Konsep diri mencakup ide, persepsi, serta sikap yang dimiliki seseorang atas dirinya. Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perilaku konsumtif Berbeda dengan faktor internal, faktor eksternal sumbernya di luar diri, seperti budaya, keluarga, kelas sosial, serta kelompok referensi. Kebudayaan Sebagai hasil karya dan proses belajar manusia, kebudayaan menjadi bagian dari masyarakat, memiliki pola, dan mempunyai tatanan. Budaya menunjukkan kesamaan sekaligus variasi yang terintegrasi secara keseluruhan. Jadi, wajar sekali bila kebudayaan berpengaruh terhadap pola perilaku konsumsi masyarakat. Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang perilakunya sangat memengaruhi seseorang, termasuk dalam keputusan berbelanja. Kelas sosial Secara umum, kelas sosial dibagi menjadi tiga, yaitu masyarakat kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah. Penggolongan tersebut didasarkan pada jumlah kekayaan, kekuasaan, atau ilmu pengetahuan. Tentunya, setiap kelas sosial memiliki pola perilaku konsumsi yang berbeda dengan kelas sosial lainnya, mengingat daya belinya pun berbeda. Karena itu, kelas sosial menjadi salah satu faktor perilaku konsumtif. Kelompok referensi Kelompok referensi diartikan sebagai sekelompok orang yang memengaruhi sikap, pendapat, norma, serta perilaku konsumen. Umumnya, kelompok referensi menentukan produk dan merek yang digunakan sesuai aspirasi kelompok. Di dunia digital sekarang, kelompok referensi lebih dikenal dengan sebutan influencer. Baca juga Influencer Jenis, Tugas, dan Pengaruhnya Terhadap Bisnis Kesimpulan Selama ini, aktivitas konsumsi diterjemahkan sebagai proses pemanfaatan barang atau jasa oleh konsumen akhir. Namun, definisi tersebut tampaknya gagal mencakup multiperan yang dimiliki konsumerisme dalam hidup seseorang. Pasalnya, hari ini kita mengerti bahwa aktivitas konsumsi jauh melampaui sekadar pemenuhan kebutuhan fisik akan makanan, tempat tinggal, dan sebagainya. Konsumsi dan perilaku konsumen jauh lebih kompleks dari itu. Salah satu bukti kompleksitas tersebut adalah adanya perilaku konsumtif. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, perilaku konsumtif adalah kecenderungan seseorang berbelanja tanpa pertimbangan rasional. Kegiatan konsumsi ditujukan untuk pemenuhan keinginan, tanpa benar-benar mempertimbangkan kebutuhan dan fungsi dari produk itu sendiri. Kondisi mengonsumsi lebih banyak ini menjadi gaya hidup yang akrab dengan masyarakat karena didorong faktor internal dan faktor eksternal, termasuk kampanye-kampanye pemasaran. Pertanyaannya, apakah kampanye pemasaran bisa tidak mendorong perilaku konsumtif? Tentu saja bisa. Pemilik usaha dapat mengatur program promosi dan kampanye pemasaran yang bertanggung jawab di aplikasi POS. Jadi, kamu bisa mengajak masyarakat untuk lebih menyadari keputusannya atau mindful saat bertransaksi. Sebagian pemilik usaha mungkin merasa hal ini merugikan bisnis. Padahal, dampaknya akan positif untuk jangka panjang sebab perilaku konsumsi yang bertanggung jawab juga berpengaruh terhadap kelestarian lingkungan. 2 Sebagai Predikat dalam Kalimat. Fungsi kata sifat selanjutnya adalah berperan sebagai predikat dalam sebuah kalimat. Beberapa contohnya antara lain yaitu : Rumah ini sangat nyaman membuat penghuninya betah. Penonton sudah banyak yang datang. Film ini akan segera diputar selepas iklan. Rumah baru itu besar. Kemajuan teknologi, kebiasaan dalam kelompok, prestise, dan beberapa faktor lain sangat berkontribusi terhadap perilaku masyarakat Indonesia konsumtif. Menurut data bank dunia, pada tahun 2020, gross savings Indonesia berada pada angka dari GDP, ini menunjukkan data masyarakat Indonesia konsumtif lebih besar yakni sekitar dibandingkan investasi/tabungan. Lalu apa itu perilaku konsumtif, faktor-faktor pemicu, serta dampaknya bagi masyarakat? Ikuti terus artikel ini dan kenali apakah anda termasuk salah satu individu dengan perilaku konsumtif? Apa yang Membuat Masyarakat Indonesia Konsumtif Seperti Saat Ini? Menurut Dahlan dalam Sumartono 2002, perilaku konsumtif adalah suatu perilaku yang ditandai oleh adanya kehidupan mewah dan berlebihan, penggunaan segala hal yang paling mahal yang memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik sebesar besarnya, serta adanya pola hidup manusia yang dikendalikan dan didorong oleh suatu keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata. Sederhananya, perilaku konsumtif merupakan kegiatan membelanjakan pendapatan untuk barang yang diinginkan tanpa melalui pertimbangan rasional. Perilaku konsumtif cenderung mengutamakan memenuhi keinginan untuk mendapatkan kepuasan personal dibandingkan untuk memenuhi kebutuhan. Lalu, apa sebenarnya yang membuat masyarakat Indonesia menjadi konsumtif seperti saat sekarang ini? Salah satu faktor utama Indonesia memiliki masyarakat konsumtif adalah karena faktor budaya. Budaya konsumtif adalah faktor yang seolah sudah mendarah daging dan melekat pada masyarakat Indonesia dari generasi ke generasi. Masyarakat kita cenderung lebih suka membeli daripada memproduksi barang untuk digunakan dengan alasan kepraktisan. Namun budaya konsumtif bukanlah satu-satunya faktor yang membuat masyarakat Indonesia menjadi konsumtif, faktor pemicu lainnya akan kita ulas di bawah ini! Kebiasaan Dalam Kelompok Sifat masyarakat Indonesia yang suka berbaur dan berkelompok menjadi salah satu faktor utama pemicu sifat konsumtif menyebar luas di negara ini. Pasalnya, dalam lingkungan pergaulan masyarakat Indonesia, tidak sedikit ditemukan beberapa individu ataupun kelompok dengan sifat suka pamer dan adu gengsi. Jika sudah berada dalam lingkungan pergaulan yang seperti ini, tidak jarang setiap individu yang berada dalam lingkup sosial tersebut ikut membeli barang apa yang dimiliki oleh si tukang pamer’ meskipun sesungguhnya barang tersebut tidak mereka butuhkan. Perilaku tersebut dilakukan semata-mata hanya untuk mempertahankan ego saja. Perspektif Jangka Pendek Orang-orang dengan perilaku konsumtif biasanya tidak memiliki kesadaran untuk kebutuhan jangka panjang seperti investasi dan asuransi. Mereka cenderung menyukai diskon dan promo besar’ yang membuat mereka membelanjakan penghasilannya untuk barang-barang yang sebenarnya tidak begitu mereka butuhkan. Prestise Beberapa individu menjalani hidup konsumtif semata-mata untuk mendapatkan pengakuan dari lingkup sosial dimana ia berada. Mereka tidak akan berpikir dua kali untuk membeli barang branded dan menghabiskan seluruh tabungan yang ada selama hal tersebut mendatangkan prestise dan pujian yang memuaskan dirinya. Perkembangan Teknologi/Mengadaptasi Teknologi Kemajuan teknologi memungkinkan setiap masyarakat untuk mengakses segala sesuatunya dengan sangat mudah, termasuk dalam hal berbelanja. E-commerce hingga fintech merupakan hasil mengadaptasi teknologi yang menjadi salah satu faktor yang mempercepat laju konsumtif masyarakat. Berbagai program diskon dan promosi yang dicetuskan oleh pemilik usaha e-commerce serta kemudahan membeli barang hanya dalam satu kali sentuhan pada smartphone juga menjadi dua kombinasi sempurna yang memicu masyarakat untuk membelanjakan pendapatan mereka tanpa berpikir panjang. Meniru Public Figure/Influencer Public figure atau influencer selalu menjadi strategi terbaik brand-brand besar untuk menarik masyarakat dalam melakukan perilaku konsumtif. Contohnya saja, penggemar artis tertentu akan rela membelanjakan uang mereka untuk membeli barang yang sama seperti yang digunakan oleh idolanya. Kegiatan meniru public figure ini masih menjadi strategi yang paling sering digunakan oleh para pelaku bisnis hingga saat sekarang ini karena mendatangkan hasil yang memuaskan. Dampak Perilaku Konsumtif Setelah mengetahui faktor-faktor yang memicu perilaku konsumtif, maka sebaiknya anda juga mengetahui berbagai dampak perilaku konsumtif ini agar anda dapat menghindarinya. Terjerat Hutang Tidak jarang individu yang memiliki perilaku konsumtif memiliki masalah finansial dan terjerat dalam hutang. Hal ini dikarenakan hasrat untuk memenuhi keinginan akan barang-barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan telah melebihi kemampuan finansial mereka. Ketika pendapatan lebih kecil dibandingkan pengeluaran, namun tidak adanya kesadaran untuk mengontrol diri dan berhenti membelanjakan barang-barang yang tidak dibutuhkan, maka jeratan hutang akan selalu menghantui anda. Kecemburuan Sosial Ketika seseorang membeli barang tanpa menimbang harga dan manfaat dari barang itu sendiri, maka selanjutnya orang-orang yang kurang mampu untuk mengikuti gaya hidup konsumtif atau tidak mampu untuk mendapatkan barang yang sama akan memiliki rasa tidak puas dan iri dalam lingkup sosial. Mengurangi Kesempatan Menabung Tabungan merupakan salah satu jaminan untuk masa depan seseorang. Namun perilaku konsumtif mendesak seseorang untuk terus menghabiskan pendapatannya tanpa memikirkan masa depan. Padahal, jika saja dana yang dipakai untuk membeli barang konsumtif dialihkan pada rencana masa depan seperti investasi dan asuransi, maka akan lebih bermanfaat. Kesimpulan Data perilaku konsumtif masyarakat Indonesia sudah jauh melebihi angka tabungan/investasi nasional. Meskipun pada beberapa titik kegiatan konsumtif bisa membantu perekonomian negara, namun ironisnya, pada kasus perilaku konsumtif masyarakat Indonesia, tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Hal ini dikarenakan masih banyak masyarakat yang cenderung konsumtif terhadap barang impor. Ada banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif ini, namun beberapa yang paling utama diantaranya adalah budaya konsumtif itu sendiri, kebiasaan dalam kelompok sosial masyarakat, perspektif jangka pendek, prestise, perkembangan teknologi/mengadaptasi teknologi, hingga sifat meniru public figure/influencer. Dampak dari perilaku konsumtif yang harus dihindari masyarakat adalah seperti menjerat diri pada hutang yang tidak ada habisnya, menimbulkan kecemburuan sosial, juga mengurangi kesempatan menabung untuk masa yang akan datang. Apakah anda termasuk salah satu orang dengan perilaku konsumtif? Jika jawabannya adalah ya, ayo berusaha untuk mengurangi kebiasaan buruk ini dan mulailah membuat financial plan untuk masa depan anda! Hal Positif Manfaatkan Peluang Bisnis Online di Marketplace! Meski perilaku konsumtif memang buruk, tapi hal tersebut dapat anda manfaatkan untuk berjualan secara online di marketplace! Jika anda punya banyak toko online yang terdaftar di marketplace, maka, gunakan jasa kelola toko online Ginee Omnichannel untuk mempermudah Anda berbisnis! Ginee Indonesia punya fitur manajemen produk, stok, promosi, pesanan, laporan penjualan, Ginee Chat, dan Ginee Fulfillment. Coba semua fitur Ginee secara gratis dengan klaim free trial selama 7 hari di website resmi Ginee! Ginee Indonesia, Tool Bisnis Online Paling Kredibel Punya kesulitan mengelola toko online yang terdaftar di berbagai marketplace? No worries, Ginee Indonesia hadir untuk Anda! Ginee adalah sistem bisnis berbasis Omnichannel Cloud yang menyediakan berbagai fitur andalan lengkap guna mempermudah pengelolaan semua toko online yang Anda miliki hanya dalam satu platform saja!Fitur dari Ginee beragam, lho! mulai dari manajemen produk, laporan penjualan, Ginee WMS, yang artinya Anda dapat mengelola manajemen pergudangan dengan lebih mudah, Ginee Chat yang memungkinkan Anda mengelola chat pelanggan dari berbagai platform, hingga Ginee Ads untuk kelola semua iklanmu di berbagai platform. Yuk, daftar Ginee Indonesia sekarang FREE! Mengelola pesanan dan stok untuk semua toko online AndaUpdate secara otomatis pesanan dan stokMengelola stok produk yang terjual cepat dengan mudahMemproses pesanan dan pengiriman dalam satu sistemMengelola penjualan dengan sistem manajemen digitalMembership dan database pelanggan secara menyeluruhPrediksi bisnis dengan Fitur Analisa Bisnis di GineeMemantau laporan dengan menyesuaikan data, keuntungan, dan laporan pelanggan d6WuCW.
  • 1qjl4rwekm.pages.dev/465
  • 1qjl4rwekm.pages.dev/346
  • 1qjl4rwekm.pages.dev/85
  • 1qjl4rwekm.pages.dev/146
  • 1qjl4rwekm.pages.dev/462
  • 1qjl4rwekm.pages.dev/163
  • 1qjl4rwekm.pages.dev/295
  • 1qjl4rwekm.pages.dev/365
  • salah satu contoh sifat konsumtif adalah